Ingin mencari cara lain untuk menangkap ekspresi alami dan memaksimalkan fotografi potretmu? Gunakan lensa prime untuk pengalaman yang berbeda. Lensa prime dengan aperture besar biasanya memungkinkan bokeh yang halus, isolasi subjek yang memukau dan masih banyak lagi - menjadikannya pilihan favorit bagi penggemar potret. Mari kita bahas lebih dalam.
MEMILIH JARAK FOKUS
Memilih jarak fokus yang tepat untuk potretmu bisa memengaruhi tampilan, nuansa, dan suasana dalam fotomu secara dramatis. Tiga jarak fokus yang paling populer untuk potret adalah 35mm, 50mm, dan 85mm – masing-masing dengan keunggulan dan penggunaan idealnya sendiri-sendiri.
35mm: Potret Lingkungan
FE 35mm F1.4 GM | 35mm | F1.4 | 1/250 sec | ISO 100
Lensa 35mm sering dianggap lebar untuk potret. Jika kamu ingin memasukkan lingkungan sekitar subjek dalam foto, 35mm memungkinkan framing yang lebih luas untuk memberikan konteks cerita di balik foto tersebut.
Paling ideal untuk: Potret lingkungan, bercerita, potret grup, dan menangkap pemandangan yang lebih luas dalam ruang sempit.
50mm: Potret Standar
FE 50mm F1.4 GM | 50mm | F1.8 | 1/320 sec | ISO 100
Lensa 50mm menjadi pilihan utama berkat perspektifnya yang alami dan serbaguna. Lensa ini sangat mirip dengan bidang pandang mata manusia, menjadikannya sempurna untuk potret yang terasa autentik dan menyentuh.
Paling ideal untuk: Potret kepala klasik, potret setengah badan, pasangan, dan potret umum dalam berbagai latar.
85mm: Spesialis Potret
FE 85mm F1.4 GM ll | 85mm | F1.4 | 1/250 sec | ISO 100
Lensa 85mm sering dianggap sebagai standar emas untuk potret. Dengan jarak fokus yang lebih panjang, lensa ini memungkinkan isolasi subjek yang lebih baik dan kompresi fitur wajah yang lebih bagus.
Paling ideal untuk: Potret kepala klasik, potret detail, mode, dan potret luar ruangan dengan ruang gerak yang leluasa.
MENINGKATKAN EKSPRESI DENGAN KOMPOSISI
Saat menggunakan lensa prime seperti 35mm, 50mm, dan 85mm, masing-masing jarak fokus menawarkan peluang yang berbeda untuk komposisi kreatif. Di sini kita akan mengeksplorasi cara membingkai subjek, memanfaatkan elemen latar belakang, dan menentukan titik fokus atau area yang perlu diburamkan untuk masing-masing jarak fokus.
Membingkai Subjek dengan 35mm
35mm sangat bagus untuk potret seluruh tubuh atau 3/4 badan. Perspektif yang lebih lebar bisa mempertegas skala elemen-elemen latar depan di dekat tepi, menambah kedalaman dan menciptakan kesan dinamis yang lebih mendalam pada fotomu.
FE 35mm F1.4 GM | 35mm | F1.4 | 1/1000 sec | ISO 100
Area yang Diburamkan
Pada 35mm, lebih banyak latar depan dan latar belakang yang akan berada dalam fokus dibandingkan dengan jarak fokus yang lebih panjang seperti 50mm atau 85mm. Untuk mendapatkan depth-of-field yang lebih dalam, coba perbesar jarak antara subjek dan elemen latar depan/latar belakang.
Membingkai Subjek dengan 50mm
Lensa 50mm sangat cocok untuk potret kepala dan setengah badan, memungkinkan penggunaan teknik komposisi yang lebih tradisional, seperti aturan sepertiga. Kamu bisa menempatkan subjek di sepertiga kiri atau kanan frame dan menyisakan ruang untuk pandangan subjek atau lingkungan sekitar.
FE 50mm F1.4 GM | 50mm | F1.8 | 1/320 sec | ISO 100
Area yang Diburamkan
Dengan 50mm, efek bokehnya terlihat halus namun tidak berlebihan, tetap menjaga fokus pada orang tersebut sambil memberikan kesan akan lingkungan sekitarnya. Buramkan elemen latar belakang seperti dinding, perabot, atau alam.
Membingkai Subjek dengan 85mm
85mm sangat ideal untuk potret kepala dari dekat atau potret close-up, memungkinkan lebih banyak kompresi dan lebih sedikit gangguan dari latar belakang. Kamu bisa mengisi seluruh frame dengan subjek, menonjolkan fitur wajah mereka, terutama mata.
FE 85mm F1.4 GM ll | 85mm | F1.4 | 1/100 sec | ISO 125
Area yang Diburamkan
Lensa 85mm yang cerah sangat baik dalam menciptakan latar belakang yang kabur dengan indah dan membuat objek yang jauh tampak lebih dekat dengan subjek. Buramkan elemen latar belakang – apakah itu pepohonan, garis arsitektur, atau kerumunan yang jauh – agar fokus tetap pada subjekmu.
MENCIPTAKAN POTRET YANG BERCERITA
Potret terbaik adalah yang bisa bercerita – tidak hanya tentang subjek, tetapi juga tentang lingkungan, emosi, dan interaksi mereka. Entah melalui properti, pencahayaan, pantulan, bokeh, atau gerakan alami, elemen-elemen ini bisa membantu menciptakan komposisi yang dinamis dan menarik yang menangkap esensi siapa subjekmu.
Properti
FE 35mm F1.4 GM | 35mm | F1.4 | 1/400 sec | ISO 200
FE 35mm F1.4 GM | 35mm | F1.4 | 1/640 sec | ISO 200
Beri Subjekmu Sesuatu untuk Dilakukan: Membiarkan subjekmu berinteraksi dengan objek bisa menciptakan pose dan ekspresi yang lebih alami. Entah itu memegang ornamen atau meraih buku, properti membantu menghindari momen yang terlihat kaku dan dipaksakan.
Menciptakan Kontras atau Daya Tarik: Gunakan properti untuk menciptakan kontras atau daya tarik visual dalam potret. Objek berwarna cerah bisa membuat subjekmu menonjol di latar belakang yang redup, atau properti yang unik bisa memberikan titik fokus yang menarik perhatian pemirsa.
Tips
- Gunakan properti yang relevan dengan kepribadian subjek atau cerita yang ingin kamu sampaikan.
- Hindari penggunaan properti yang terlalu banyak. Properti hanya melengkapi, dan bukan menutupi subjek.
- Biarkan subjek berinteraksi dengan properti secara alami—hindari kesan terasa dipaksakan.
Pencahayaan & Pantulan
Bermain dengan Cahaya: Entah kamu menggunakan cahaya alami, cahaya buatan, atau perpaduan keduanya, kualitas, arah, dan warna cahaya bisa mengubah suasana potretmu secara dramatis.
FE 85mm F1.4 GM II | 85mm | F1.4 | 1/250 sec | ISO 100
FE 50mm F1.4 GM | 50mm | F1.4 | 1/1000 sec | ISO 100
Permukaan Reflektif: Gunakan cermin, jendela, atau bahkan lantai yang mengkilap untuk menambahkan pantulan yang menciptakan kedalaman atau simetri dalam gambarmu. Pantulan juga bisa membantu memecah latar belakang yang ramai, memberimu lebih banyak kontrol atas komposisi.
Tips
- Bermainlah dengan sudut dan intensitas cahaya agar selaras dengan suasana yang ingin kamu sampaikan—cahaya lembut untuk kehangatan dan kedekatan, cahaya tajam untuk ketegasan dan kesan dramatis.
- Pantulan bisa menambah kompleksitas dan daya tarik visual namun jangan sampai mengalihkan perhatian dari subjek. Pastikan pantulan terlihat halus dan berkontribusi pada komposisi keseluruhan.
Bokeh
Isolasi Subjek: Saat memotret dengan aperture lebar (seperti F1.4 atau F1.8) pada lensa seperti 50mm atau 85mm, kamu bisa menciptakan depth of field dangkal yang mengaburkan latar depan dan latar belakang menjadi bokeh yang lembut. Ini akan menjaga fokus pada subjekmu sambil secara halus memadukan lingkungan sekitar tanpa mengalihkan perhatian – namun tetap menonjol dengan latar belakang yang lembut dan membuai.
FE 85mm F1.4 GM ll | 85mm | F1.4 | 1/125 sec | ISO 100
Penataan Lapisan: Bokeh bukan hanya untuk latar belakang! Kamu bisa menggunakan elemen latar depan untuk menciptakan efek berlapis, menambah kedalaman visual dan daya tarik. Daun atau bahkan kain transparan bisa dibuat kabur di latar depan, memberikan kesan dimensi pada gambar.
Tips
- Bereksperimenlah dengan bentuk dan tekstur bokeh. Lingkaran bulat yang lembut terlihat elegan, sementara bentuk memanjang (seperti garis cahaya) bisa memberi kesan yang lebih artistik dan dinamis.
- Hindari elemen seperti titik-titik warna cerah atau pola kompleks yang bisa menciptakan bokeh yang mengganggu dan mengalihkan perhatian dari subjek.
Semua gambar yang ditampilkan diambil oleh TripeaksImagery dengan Alpha 7R V.